Tokyo memiliki banyak taman yang cantik dan artistik. Salah satu taman yang tercantik di kota ini adalah Rikugien Garden. Dibangun pada tahun 1695-1702 oleh Yoshiyaso Yanagisawa pada masa shogun kelima Tunayoshi Tokugawa, sebagai tempat beristirahat atau villa. Selanjutnya dimasa Meiji menjadi milik keluarga Iwasaki dari Mitsubishi.
Walaupun Tokyo merupakan kota yang tersibuk dan terpadat penduduknya di dunia, di tengah hiruk pikuknya kota, dan padatnya gedung-gedung pencakar langit, kita masih bisa menemukan taman-taman rekreasi. Di taman-taman ini kita bisa menikmati rindangnya pepohonan, indahnya bunga-bungaan, juga kicauan burung dan kupu-kupu yang beterbangan. Sungguh sangat nyaman berada di taman seperti ini. Taman-taman ini ada yang luasnya sampai puluhan hektar, dan berisi pepohonan yang usianya puluhan bahkan ratusan tahun.
Tambahan INFORMASI
PENDUDUK Jepang yang berjumlah sekitar 127 juta orang, menduduki tempat ke-9 di dunia dalam hal jumlah penduduk terbanyak di dunia. Rata-rata kepadatan penduduk juga cukup tinggi yaitu 342 orang per 1 kilometer persegi. Angka ini jauh lebih besar daripada Amerika Serikat (29), dan Prancis (107), dan kurang-lebih sama dengan Belgia (333).
Sekitar 33 juta orang, atau kurang lebih seperempat dari jumlah penduduk Jepang, tinggal di Metropolitan Tokyo dan sekitarnya. Dengan luas daratan 6.993 kilometer persegi, maka kepadatan penduduk Tokyo adalah sekitar 4.700 orang per kilometer persegi.
Sebagai pusat politik Jepang sejak tahun 1603, Tokyo adalah ibu kota dan pusat Tokyo ekonomi serta informasi. Di tengah-tengah kota terdapat Istana Kekaisaran yang dulu merupakan Puri Edo. Di sekitar Istana terdapat National Diet Building (Gedung Parlemen), kementerian-kementerian, dan distrik-distrik bisnis.
Tokyo juga dikenal sebagai kota tersibuk. Hal ini dapat dilihat di stasiun-stasiun di pusat kota, misalnya Shinjuku. Orang-orang lalu lalang tak kenal henti, siang maupun malam. Jangan coba-coba melamun di sini, karena bisa tergilas oleh orang-orang yang menganut prinsip `waktu adalah uang, sehingga begitu tergesa-gesa.
Walaupun Tokyo merupakan kota yang tersibuk dan terpadat penduduknya di dunia, di tengah hiruk pikuknya kota, dan padatnya gedung-gedung pencakar langit, kita masih bisa menemukan taman-taman rekreasi. Di taman-taman ini kita bisa menikmati rindangnya pepohonan, indahnya bunga-bungaan, juga kicauan burung dan kupu-kupu yang beterbangan. Sungguh sangat nyaman berada di taman seperti ini. Taman-taman ini ada yang luasnya sampai puluhan hektar, dan berisi pepohonan yang usianya puluhan bahkan ratusan tahun.
Selain keindahan dan keasriannya yang menyejukkan mata, taman-taman rekreasi ini juga berfungsi sebagai daerah resapan air. Dalam hal ini kita bisa melihat komitmen pemerintah yang tinggi terhadap lingkungan. Suatu langkah yang patut ditiru. Karena dengan segala kepadatan dan kesibukan penduduknya, kota metropolitan ini masih bisa menyisakan ruang yang cukup untuk pelestarian lingkungan.
Tokyo memiliki banyak taman yang cantik dan artistik. Salah satu taman yang tercantik di kota ini adalah Rikugien Garden. Dibangun pada tahun 1695-1702 oleh Yoshiyaso Yanagisawa pada masa shogun kelima Tunayoshi Tokugawa, sebagai tempat beristirahat atau villa. Selanjutnya dimasa Meiji menjadi milik keluarga Iwasaki dari Mitsubishi.
Pada tahun 1938, Rikugien diserahkan ke pemerintah kota Tokyo dan dibuka untuk umum. Untuk kemudian dikukuhkan sebagai pusat keindahan kota pada tahun 1953.
Menurut bahasa, kata Rikugien terdiri dari Rikugi yang berarti enam prinsip dari puisi China, dan en berarti taman. Terletak di Honkomagome, Bunkyo-ku, di tengah-tengah kota Tokyo, taman ini banyak menarik turis baik domestik maupun manca negara. Taman yang luasnya 87.809,41 meter persegi ini memiliki bukit-bukit buatan, kolam ikan dan ribuan spesies tanaman. Sangat cocok dinikmati sambil piknik bersama keluarga.
Sensasi keindahan Rikugien berbeda-beda ditiap musim. Dimusim semi, taman ini penuh dengan nuansa merah muda sakura. Sedangkan di musim panas, azalea beraneka warna menghampar bak karpet warna-warni. Musim gugur, juga menampilkan eksotisme tersendiri, dengan daun maple merahnya. Dan salju, dari abad ke abad, tak pernah bosan menampilkan pesonanya dimusim dingin.
Untuk mencapai Rikugien, hanya butuh waktu tujuh menit berjalan kaki dari stasiun Komagome dengan JR (Japan Railway) Yamanote Line dan Tokyo Metro Namboku line. Bisa juga ditempuh melalui stasiun Sengoku dengan Toei Subway Mita line dengan sepuluh menit berjalan kaki.
Untuk menikmati taman ini, kita cukup merogoh kocek sebesar 300 Yen untuk orang dewasa, 150 Yen untuk manula diatas 65 tahun. Sedangkan untuk anak-anak SD dan anak-anak yang berusia lebih kecil tidak dipungut biaya.
Saya berkunjung ke Rikugien bersama kelurga dan beberapa orang teman di suatu minggu di musim panas. Bunga azalea ungu, merah jambu dan putih tengah bermekaran dengan sempurna, membuat mata ini tak jemu-jemu memandangnya. Kolam-kolam ikan dipenuhi ikan Koi yang gemuk-gemuk dan berseliweran ke sana ke mari. Di tengah kolam dihiasi dengan pulau-pulau kecil yang menambah artistik taman warisan jaman Edo ini. Berkunjung ke sini benar-benar membuat pikiran jadi segar dan rileks.
No comments:
Post a Comment